lulus iqro

Selasa, Juli 07, 2009 0 Comments »

Ditulis:Ani Ratnasari

Di hadapanku duduk sulungku, Auzan seorang anak SD kelas 3. Wajah dan anak rambutnya masih menyisakan percikan air wudhu. Hari itu hari yang paling membahagiakan aku sebagai ibunya. Ya, mulai hari ini ia memasuki jenjang Al Qur'an. Tahapan belajar Qur'an melalui metode Iqro' telah berhasil diselesaikannya. Teringat perjuangan panjang saat ia datang ke bumi sakura. Usianya saat itu 3,5 tahun. Siapa yang akan mengajarkan ia membaca iqro, tanyaku dalam hati. Selama ini kami menyerahkan pengajaran iqro kepada gurunya di sebuah play group islam di kawasan Depok.

Berbekal kenyakinan dan pengalaman mengurusi pengajian anak-anak di dua masjid kampus, yaitu mesjid Al Ghifari IPB Bogor dan masjid Arif Rahman Hakim, kampus Salemba UI. Bismillah kubulatkan tekad. Al ummu madrasatul’ula. Ini waktu yang tepat membuktikan bahwa ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Bukan hal yang mudah ternyata mengajari anak sendiri membaca Iqro. Masa adaptasi satu tahun pertama di Jepang, kemudian suasana bersekolah di Jepang yang terkadang membuatnya sudah lelah sampai di rumah. Semoga Allah melimpahkan rahmat bagi kami selama 5 tahun untuk tak putus belajar kalimat-Nya. Biar jasad ini, lisan ini, tangan ini menjadi saksi perjuangan belajar membaca kitab-Nya kelak di yaumil akhir.

Maka di saat kelelahan telah mengelayuti badanku dengan aktivitas seharian di rumah dan kampus, selalu kusediakan waktu untuknya setiap hari untuk membaca Iqro. Ya, menyediakan waktu. Bukan waktu sisa. Sehabis sholat isya menjelang tidur, inilah waktu baginya belajar Iqro. Belajar untuknya dan diriku. Untukku, belajar untuk konsisten mengajarinya walaupun badan penatnya bukan kepalang. Juga konsisten mengajari dengan “kibishi”. Lupa atau tertukar huruf, aku selalu meminta mengingatnya. Bila belum ingat, aku memberikan bantuan lewat tulisan. Jangan pernah “menyeret” anak saat diajarkan Iqro’ atau Qur’an. Begitu pesan seniorku seorang muslimah di BIRENA (bina remaja dan anak) masjid Al Ghifari Bogor.

Lingkunganpun memberi peran yang tidak sedikit. Keberadaan taman qur'an Okayama yang kami rintis 5 tahun yang lalu memberikan kekuatan lebih padanya. Itu loh teman-teman juga semangat belajar Iqro. Aku juga harus semangat, mungkin itu yang ada dalam pikirannya. Tak heran hari sabtu, hari-nya taman qur'an adalah hari yang dinanti-nanti.

Selepas ia membaca surat Al bagian awal juz 30. Aku memintanya tetap duduk. Aku berbicara pelan padanya. Perlahan...berharap sampai ke relung hatinya yang terdalam.

“Mas....mulai hari ini alhamdulillah sudah tidak membaca Iqro' lagi. Mas Auzan sudah bisa membaca Al Qur'an. Kalau mau membaca Qur’an harus wudhu dulu."kataku sambil menakankan kata "wudhu". "Buku Iqro dibuat oleh manusia. Al Qur’an oleh Allah. Kalimat Allah, kitab Allah, manual yang Allah berikan untuk manusia…. Untuk itu benda ini harus dibaca baik-baik."

"Membaca Qur’an juga harus konsentrasi. Ingat kita sedang membaca kalimat Allah. Mulut, telingat dan hati digunakan bersamaan. Baca qur’an dengan senang hati. Nanti Allah juga akan senang pada mas Auzan. Kalau Allah sudah senang, Allah akan banyak memberikan kemudahan pada kita.”lanjutku panjang lebar.

Ia mengangguk. Kemudian ia terseyum lebar.

“Bunda, berarti sekarang aku bisa baca kanji, romawi dan…..arab! Kanji testku sudah 2 kali dapat 100 terus. Sekarang sudah bisa baca Qur’an. Hebat kan ….?”tanyanya sambil tertawa gembira. “Puruzentonya dong, Bun.”

“ Ada .” Kataku sambil merogoh sebuah benda di kolong meja. “Tralalaaaaaaaa……”,kukeluarkan sebuah benda dari kolong meja.

“D-S!!” pekiknya gembira. Ia melompat kegirangan.”Yatta…yatta…..”

Ah, Nak. Puruzento dari Allah akan lebih besar lagi untuk anak yang hatinya terpaut pada Qur’an.

Ya Allah terangilah hati kami dengan Al Qur’an, dan hiasilah akhlak kami dengan Al Qur’an, jauhkanlah kami dari api neraka dengan Al Qur’an, masukkanlah kami ke surgamu dengan Al Qur’an. Jadikanlah Al Qur’an sebagai teman di dunia, di dalam kubur sebagai penerang/teman , cahaya di atas titian (shirath), dan teman di dalam surga, dan penghalang dan hijab dari api neraka, sebagai petunjuk untuk segala kebaikan dan tetapkanlah kami dlm kesempurnaan , anugrahkan kepada kami kemudahan dlm mengamalkan Al Qur’an dgn hati dan lisan

0 komentar: